Tips : Menghilangkan Rasa Tersinggung

Minggu kemarin ada kejadian lucu dikantor, ada dosen (Faculty) "MR.B" yang sedikit tersinggung dengan e-mail dari Faculty yang lain (VC).

Di e-mail milis kantor yang dikirim VC dituliskan nama Mr.B sebagai contoh sebuah kasus. dan dengan kekanak-kanakan Mr.B mengirim keberatan namanya di jadikan contoh (wakk..kakk..ka....)

To Mr.B : Kepinteran yang hakiki adalah kepintaran ESQ
To VC : Kenapa gak nama pidie aja yang dijadikan contoh, biar terkenal gitu (he..he....he...)


setelah baca pidie jadi inget buku dari AA Gym yang pidie rangkum dalam tulisan dan contoh dengan gaya bahasa pidie:



Tips : Menghilangkan Rasa Tersinggung

Pertama, belajar melupakan dan memaafkan
Sebenarnya perasaan mudah tersinggung itu ada karena kita merasa dan memposisikan dirikita lebih dari seharusnya atau terlalu rendah dari yang sewajarnya. Rasa tersinggung itu muncul lantaran kita kurang percaya diri dan kerap meras was-was dengan keadaan yang terjadi dilingkungan tempat kita berada. Makanya mulai dari sekarang sebaiknya mulailah dan belajarlah menambah percaya diri bagi yang masih rendah atau menyambung urat malu bagi yang terlalu percaya diri dan ke PD an (hix…hix…hix..)

Tambahan yang mesti diingat menurut pidie adalah jadikan diri kita orang yang selalu mudah memafkan bagi orang lain. Dengan banyaknya penyakit hati yang dapat menyebabkan komplikasi yang memici terjadinya penyakit fisik seperti hirosishepatis dan juga jantung serta darah tinggi dan strok. Sebaiknya mulailah sering memafkan orang lain demi kebaikan diri sendiri. sesungguhnya memaafkan adalah sebuah perilaku yang diperintahkan oleh Allah swt untuk kita lakukan. Karena diperintah, maka hukumnya wajib.

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. 7:199)

Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah… (QS. 45:14)

Kedua, kita harus melihat bahwa apa pun yang dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat jika kita dapat menyikapinya dengan tepat.
Kita tidak akan pernah rugi dengan perilaku orang kepada kita, jika bisa menyikapinya dengan tepat.

Kita akan merugi apabila salah menyikapi kejadian, dan sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai dengan keinginan kita. Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita. Apa pun perkataan orang lain kepada kita, tentu itu terjadi dengan izin Allah. Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita alami untuk menguji keimanan kita. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji′uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah: 155-157). Ketiga, kita harus berempati

Ketiga, jadikan penghinaan orang lain kepada kita sebagai ladang peningkatan kwalitas diri dan kesempatan untuk mengamalkan sifat mulia.
Orang bilag sih “ dikasih kesempatan untuk lebih bersabar dan lebih mulia dan jadikanlah penghinaan sebagai guru peningkatan mutu dan kwalitas diri kita.

0 komentar: